Sunday, April 6, 2014

LAB 19 Configuring Static Network Address Translation (NAT)

saya telah membahas Dynamic NAT pada postingan sebelumnya (Klik disini). Postingan kali ini saya akan membahas static NAT dan Jika dalam suatu kondisi kita ingin mengakses server/host dari internet maka kita dapat memanfaat NAT sebagai solusinya.Static NAT biasanya digunakan untuk host/server yang memiliki alamat IP tetap, artinya memiliki IP tidak berubah-ubah serta digunakan untuk menterjemahkan sebuah IP lokal/private dan hanya ke sebuah IP global/public. 

Gambar : Topologi Static NAT

Skenario Lab:
  • konfigurasi IP address ke setiap interface pada routernya masing-masing.
  • Konfigurasi router R2 interface Se0/1 sebagai inside NAT dan Se0/0 sebagai outside NAT
  • membuat sebuah static NAT pada router R2 dengan alamat inside 10.2.2.1 (interface s0/0 pada R3) ke alamat outside 192.168.254.5
  • tes koneksi dengan PING dari R1 ke R3 dan R3 ke R2
Konfigurasi router R1
tanda panah biru menandakan bahwa routernya ditambahkan dengan perintah default route sehingga alamat IP darimanapun dapat mengakses ke routernya.
Konfigurasi router R2
Konfigurasi router R3

Konfigurasi static NAT para router R2
IP nat inside pada interface s0/1, interface tersebut dijadikan sebagai jaringan lokal atau private
IP nat outside pada interface s0/0, interface pada router yang mengarah ke internet
ip nat inside source static => perintah untuk membuah static NAT yang akan menterjemahkan ip private (10.2.2.1) ke IP public (192.168.254.5)

Verifikasi
Tes Koneksi PING dari router R3 ke router R1
Garis kotak merah menunjukkan bahwa router pada R3 (router lokal/private) dapat di ping atau terkoneksi ke IP address terjemahan NAT (192.168.254.5)

Melihat jalur IP routingnya
berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa router tersebut menggunakan routing static sebagai jalur pilihannya untuk menuju tujuannya.

No comments:

Post a Comment