Friday, December 6, 2013

LAB 2 konfigurasi dengan routing static sederhana


Routing Static merupakan jenis routing yang dikonfigurasi secara manual oleh seorang admin. Ciri - ciri routing static sbb :
  • Jalur spesifik ditentukan oleh admin jaringan
  • Tabel routing dilakukkan secara manual
  • digunakan untuk jaringan berskala kecil
keuntungan menggunakan routing static
  1. Meringankan beban kinerja dari sebuah processor router
  2. tidak ada bandwidth yang digunakan untuk pertukarang informasi
  3. routing statis lebih aman di bandingkan dengan dinamis karena IP tujuan jelas di ketahui oleh di admin 
Kerugina menggunakan routing static

  1. Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing router
  2. Hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil
  3. Admisnistrasinya cukup rumit dibanding routing dinamis, terlebih jika banyak router yang harus dikonfigurasi secara manual
  4. Rentan terhadap kesalahan saat entri data routing statis yang dilakukan secara manual.

Memulai konfiruasi di setiap perangkatnya :




Tabel IP pada masing - masing perangkat 



gambar di bawah ini menunjukkan topologi dengan menggunakan routing protocol static sebagai berikut :



berdasarkan topologi di atas kita akan mengkonfigurasi Router dan Laptopnya,

Konfigurasi R1 :


Ket R1 :
router#conf t   => melakukkan penyingkatan tulisan yang semulai tulisannnya "configure terminal" , bisa di singkat atau  tombol TAB pada keyboard untuk mempermudah dan mengurangi kesalahan dalam pengetikan
ip address 12.12.12.1 255.255.255.252 => cara penulisan pada CLI yang menyatakan bahwa IP tersebut adalah 12.12.12.1/30  *rekomend = pelajari materi subnetting pada IPv4

no shutdown = > secara default router Cisco itu mati jadi kita harus menghidupkannya dengan perintah "no shutdown"
and with CNTL/Z => perintah untuk kembali ke privilege EXC mode yaitu dengan control + z

Konfigurasi R2 :


ket R2 : 
clock rate  => kita menggunakan kabel serial, biasanya dipake oleh ISP untuk menentukan kecepatan transfer data,clock rate akan identik dengan kabel ujung DCE (digital Customer Equipment) yang berada di sisi ISP dan yang lawannya adalah DTE (digital Terminating Equipment) yang berada di sisi User

Setelah mengetikkan IP pada masing - masing router maka selanjutkan ketikkan IP pada masing - masing laptonya,

LP 1 :


LP2 :



Verifikasi :

LP1 :
Melakukkan Tes koneksi dari LP 1 ke LP 2 dengan Perintah " ping 192.168.20.2"

R1 :
melakukkan tes koneksi dari R1 ke LP 2, terlihat dari gambar yang menunjukkan bahwa telah berhasil "success rate is 100 percent"


Melihat status Interfacenya :
statusnya "UP" menandakan interface tersebut telah aktif


perintah "Show IP route" , memperlihatkan bahwa tiga jaringan yang berbeda di hubungkan dengan routing static "S" yang telah terkoneksi dengan benar "C".







No comments:

Post a Comment